rss

Pengikut

Selasa, 29 November 2011

Sifat Larutan Garam Terhidrolisis



A.    Sifat Larutan Garam
Suatu garam dianggap sebagai suatu senyawa ionik yang diperoleh melalui reaksi netralisasi dalam air. Hasil pelarutan garam dapat bersifat netral, asam atau basa.
Jika suatu garam dilarutkan ke dalam air maka garam akan terurai membentuk ion-ionnya, yang dapat bergerak secara bebas di dalam larutan. Pada keadaan tertentu ion-ion tersebut dapat berprilaku sebagai asam/basa, bergantung pada sifat ion-ion yang terdapat dalam larutan.

Pembuatan Koloid

Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid atau mengubah partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi dan dispersi.
1. Cara Kondensasi
Cara kondensasi yaitu dengan mengubah partikel-partikel yang lebih kecil menjadi partikel yang lebih besar yaitu partikel koloid. Hal yang harus diperhatikan pada pengerjaan cara kondensasi adalah menjaga ukuran partikel koloid, karena partikel yang terlalu besar akan mengendap. Untuk menghindari penggumpalan selama kondensasi berlangsung maka selama kondensasi dimulai, larutan sudah harus lewat jenuh dan bibit-bibit kondensasi harus sudah terbentuk. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan reaksi pengendapan dan pergantian pelarut.

Sistem dan sifat-sifat Koloid

A.  Pengertian Sistem Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Contohnya yaitu lem, jeli, dan santan. Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kolla” dan “oid” yang diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Kolla berarti lem, sedangkan oid berarti seperti. Dalam hal ini, yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya,